Hari Senja di Kota
Bunga
Meliahat,
meraba, merasakan senja yang perlahan datang menutupi diriku dengan kilau
jingganya. Detik demi detik berlalu sangjingga perlahan menutup dan berganti
gelap. Awan-awan yang putih berubah menjadi jingga dan tertutup gelap malam.
Suasana senja jalan-jalan dipenuhi warna merah, lampu-lampu mobil yang seakan
membuat fatamorgana.
Dengan
lelah, pulang ketempat nya masing-masing, rindu akan kehangatan rumah senja
menemani ku. Setapak demi setapak ku berjalan dengan satu tujuan pasti membuat ku
yakin akan sampai dengan segera. Berjalan melawati perkotaan yang kian malam
kian ramai nya memusingkanku. Gemerlap senja seakan menandakan adanya sesuatu.
Malam yang
menyimpan sejuta misteri, ketidak tahuannya yang makin memjadi membawa alam
bawah sadarku bermimpi. Berkhayal tentang mimpi ku untuk dapat berkeliling
dunia. Aku berangan-angan akan mimpi itu untuk sekarang sampai tiba akan saat
nya mimpiku terwujud nanti. Sampai tiba saat dimana aku dapat mengelilingi
dunia ini, aku akan terus bersabar dan berdoa semoga doaku terwujud.
Malam ini
tanggal 10 Maret aku menulis kisah ku tentang hari ini, hampa rasanya diriku sekarang. Kekosongan di
hati ini belum ada yang dapat menggantikan yang lalu. Dengan kopi caramel,
hujan turun sedikit demi sedikit, keramaian ini membisingkan ku. Melihat
sekelilingku bergerombol bersama tuk hanya berbincang ringan di temani kopi.
Kesendirian ini membuatku asing dengan sekeliling ku, melihat raut mimik muka
mereka yang bahagia membuat aku merasa muram.